"Aku tak Mulia. Kau pun tak Mulia. KetidakMulianmu menjadi pelengkap ketidakMulianku , hingga kita akan Mulia , meskipun hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha Mulia , yang berhak menilai keMuliaan kita."


Tuesday, June 12, 2012

Kita bukan Sparta.


Sparta itu autokratis,
Lahirkan bayi untuk negara kota,
Anak berani diajar berlawan,
Menghayun pedang memutar tombak,
Gagah berperisai bertopeng besi bengis.

Sparta itu autokratis,
Dikuasai bebas laskar pemberani,
Terjulang nama di zaman Yunani,
Menundukkan kepala Kaisar Parsi,
Dengan tangan Leonidas Raja Spartan itu.
Hebat sekali bangsamu,

Tapi tragis menjadi Spartan,
Dilahirkan hanya masuk berperang,
Anak tidak berguna dibelakangi,
Dijual ke tanah Romawi,
Diperhamba sebagai Helot.
Apa ku peduli kerana dia bukan bangsaku.

Berdiri nyata ku di Tanah Jawi,
Untuk peduli dengan bangsaku,
Memerhati bakal cendekia dijulangi,
Disayangi dia tidak diminta,
Dibayari makan dan tidurnya
Apa dia mungkin harapan Kapitalis? :O


Ku lihat pula kepada anak murba,
Menangis kelaparan di ceruk desa,
Kenapa tidak makan saudaraku?
Aku tidak punya wang katanya,
Ke mana wang mu saudaraku?
Habis untuk mengisi perut yang lalu,

Dia anak miskin di ceruk desa,
Bapanya tidak upaya dengan upah itu,
Mangsa hierarki juga meriktokrasi,
Penghuni marhaen kelas bawahan,
Kerana dia tidak tegar di kelas atasan,
Maka bagus saja dia diperhamba kerja,

Kasihan nasibmu sekalian saudara,
Kau seperti bangsa Sparta,
Didiskriminasi terjual di tanah sendiri,
Kepandaian diguna kenyangkan perut kapitalis,
Apa penguasa kita sebenarnya Spartan?
Membawa dasar lamanya ke sini?
Tidak! Penguasa kita bukan Spartan!

Marilah kawan mari kita khabarkan,
Di tangan kita tergenggam arah bangsa,
Kita lawan dan lawan rekayasa yang zalim,
Ku memilih susuri jalan ini dengan nukilan tinta,
Kerana ku yakin kau dan aku bukan Spartan,
Apa pula peranan mu saudara?




No comments:

Post a Comment

Bacalah..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...