"Aku tak Mulia. Kau pun tak Mulia. KetidakMulianmu menjadi pelengkap ketidakMulianku , hingga kita akan Mulia , meskipun hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha Mulia , yang berhak menilai keMuliaan kita."
Sunday, August 5, 2012
Tolonglah Rohingya
Suara ayah bertempik
Lari anakku, junta datang!
Dari tempikan itu bermula episod baru
Episod untuk cerita tragis di desa Arakan.
Aku melihat sendiri
Kepala cangkul terbenam di dada ayah.
Bagaimana mereka menyiat-nyiat kulit ayah.
Terburai daging dan darah-darah bersimbahan.
Bayangkan rasa hati anak yang menyaksikan.
Ku lihat adik diheret ibu.
Berlari menuju ke sebuah sampan yang tersadai.
Akhirnya sampan didayung jauh hingga ke hilir sungai..
Itulah kali terakhir ku lihat ibu dan adik..
Hanya doa kuberikan sebagai hadiah perpisahan..
Hai dunia.
Apakah kau rasa apa yang aku rasa sekarang?
Bagiku tiada tempat lagi untuk berteduh..
Rumahku terbakar hangus dan aku dihambat.
Sepertinya aku ini anjing-anjing kurap
Apakah aku tidak punyai hak di bumi ini?
Hai dunia..
Ku bacakan firman persaudaraan
Bahawa tiap-tiap mukmin itu bersaudara.
Lalu dimana saudaraku?
Tergamak engkau membiarkan kami.
Membiarkan kami terusir tanpa tujuan.
Kamu pesankan bertahan
Kamu pesankan bersabar
Sampai bila?
Hingga tiada lagi etnik Rohingya di bumi?
Sedang engkau lena di katil empuk
Tolonglah kami
Berikan sedikit tanah untuk kami melangkah.
Hantarkan komando yang kau banggakan itu.
Tolonglah.. tolonglah Rohingya
Bangunlah dari singgahsana mewahmu..
Mendapatkan kami saudaramu..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment