"Aku tak Mulia. Kau pun tak Mulia. KetidakMulianmu menjadi pelengkap ketidakMulianku , hingga kita akan Mulia , meskipun hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha Mulia , yang berhak menilai keMuliaan kita."
Sunday, August 5, 2012
Hanya Simpati Untuk Rohingya..
Tubuh itu mengingatkan daku
sebatang pinang di desa sepi
kurus dan tinggi
ketika ribut besar
pohon sekitarnya rebah terkapar
dan pohon pinang tegak menanti
sinar mentari pagi.
aku tidak tahu
sekira aku ditempatnya
menghadapi liku-liku kehidupan hari yang mendatang
betapa siksanya
betapa tabahnya
dek prilaku Junta yang tidak berperikemanusiaan
manusia lemah bangkit mempertahankan hak diri.
Usianya terlalu muda
Jiwanya didewasakan oleh pengalaman
tidak semua orang mencapai kekuatan demikian
ketabahan yang unik, mempesonakan
namun aku tahu
didalam terlukis sejuta sesalan.
Bila aku merasakan simpati dan
mukaku menunjukkan rasa pilu terhadapnya
Aku jadi terpaku
dia, itu menenteramkan
mengawal ombak emosiku
jangan sedih melihat derita pahitnya
rautnya seolah olah menyatakan
'jangan sedih, tabahkan hati
banyak gadis-gadis seperti saya di dunia ini.'
Alangkah malunya hati seorang aku
yang mahu membela manusia yang teraniaya
memandangkan aku juga terhimpit dengan emosi diri
hanya mampu mendoakan penderitaan seagama sendiri?
credit to Athirah Atan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment